Gerakan-Gerakan yang Timbul Untuk Menuju Reformasi Gereja
http://christianreformedink.wordpress.com/reformed-theology-2/ecclesiology/reformation-events/gerakan-gerakan-yang-timbul-untuk-menuju-reformas-gereja/
Sejak permulaan abad ke-14, gerakan-gerakan pikiran yang baru menantang gereja. Salah satunya disebut Nominalisme.
William dari Okham menantang semacam teori yang telah diajarkan
Aquinas. Dia menyatakan bahwa konsepsi universal tidak mempunyai
keberadaan. Sehingga tidak dapat mengatur sistem-sistem pikiran melalui
pengunaan akal dan oleh karena itu tidak mungkin dapat mengerti Tuhan
dengan akal. Itu berarti bahwa semua ajaran gereja harus diterima oleh
iman. Ajaran tersebut tidak dapat dibuktikan oleh akal. Skeptisisme ini
berpengaruh kuat pada gereja, dan meskipun ajaran itu ditolak oleh
gereja, ajaran tersebut mencarikan jalannya masuk ke
universitas-universitas, dan mempunyai pengaruh yang panjang. Ajaran ini
juga mempengaruhi kaum Reformis.
John Wyclif, dari
Universitas Oxford, adalah salah satu ahli filsafat yang terkemuka pada
zamannya. Dia mengajarkan bahwa gereja yang benar adalah gereja yang
rohani dan tak kelihatan, dan hanya beranggotakan orang-orang yang
diselamatkan. Dia berpendapat bahwa gereja yang tampak, yang diperintah
oleh Paus-paus dan bishop-bishop tidak dapat menjadi gereja yang benar.
Dia juga mengajarkan bahwa Kristus hidup dalam kemiskinan, dan gereja
adalah tubuh rohani semata-mata tanpa kekayaan. Dia berpendapat bahwa
otoritas dalam gereja harus didasarkan pada Alkitab, dan bahwa semua
ajaran dan perbuatan gereja seharusnya diuji berdasarkan Alkitab. Oleh
karena itu dia ingin agar setiap orang dapat membacanya. Wyclif juga
menentang ajaran transubstansiasi. Dia juga orang pertama yang
menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris, tetapi pada tahun 1407
semua versi Alkitab dalam bahasa Inggris dilarang. Setelah kematiannya
pada tahun 1384, pengikutnya, dikenal sebagai Lollards (istilah
yang berarti orang yang suka beromong kosong), terus membaca
tulisannya, tetapi mereka, pada umumnya, dianiaya, dan tidak dapat
mengembangkan ajaran lebih lanjut.
Di Bohemia, Johnn Huss,
dekan Fakultas Filsafat pada Universitas Prague, tertarik pada ide-ide
Wyclif. Dia berkata dengan tegas untuk mereformasi gereja, tetapi dia
dikucilkan oleh salah satu dari ketiga Paus. Dia naik banding ke Konsili
Umum yang mengadakan pertemuan di Constance pada tahun 1415. Konsili
itu menyelesaikan masalah tentang tiga paus, tetapi menjatuhkan hukuman
terhadap Huss. Dia dibakar mati di tiang pembakaran. Pemberontakan
nasional di Czechoslovakia terjadi setelah kematiannya. Beberapa
penganutnya menetap di Moravia, dan berpengaruh di Inggris pada masa
Wesley, pada abad ke-18.
Reformasi dan perubahan lain dicoba pada akhir abad ke-15. Savanarola di
Florence mencoba mereformasi kehidupan orang-orang Kristen dan gereja.
Dia meyakinkan orang-orang untuk melepaskan kekayaan mereka dan untuk
hidup sederhana. Dia sangat populer untuk sementara waktu di Florence,
tetapi akhirnya Paus dan gereja menjadi terlalu kuat, dan dia dibakar
sebagai seorang yang bidah.
Di Inggris, William Tyndale
menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris pada permulaan abad
ke-16. Tyndale adalah sarjana dari Universitas Oxford yang dipaksa
melarikan diri ke Belanda karena kepercayaannya. Pada tahun 1525-6
Tyndale menerbitkan Perjanjian Baru dalam bahasa Inggris. Alkitab
Inggris ini menjadi dasar untuk semua terjemahan Alkitab dalam bahasa
Inggris kelak. Sebelum wafatnya sekitar 16,000 jilit Alkitab Inggris
diselundupkan ke Inggris. Tyndale dibunuh di Belanda pada tahun 1536
oleh petugas Kaisar Roma Suci dengan persetujuan Bishop London dan Raja
Henry VIII.
Di Italia humanisme
berkembang sementara para peneliti menolak perdebatan kaum skolastik dan
mulai mencari pengertian hidup manusia melalui sastra kuno. Perhatian
baru terhadap karya tulis yang berasal dari Yunani dan Romawi kuno
timbul. Akibat perluasan Kekaisaran Ottoman (Turki), banyak naskah
purbakala tersebar dari tempat di Timur, seperti Constantinople
(Istanbul), ke Eropa. Naskah itu dibawa oleh para pengungsi.
Sarjana-sarjana mengumpulkan naskah kuno dan menerbitkan edisi yang
baru. Gerakan ini dikenal sebagai Renaissance. Mesin cetak dikembangkan
pada abad ke-15 dan gagasan-gagasan baru mulai meluas.
Di Eropa utara gerakan baru yang dikenal sebagai Devotio Moderna mulai
mentransformasikan kehidupan para orang Kristen. Tujuannya adalah hidup
sederhana, yang penuh dengan doa-doa dan ibadah. Biara-biara baru
didirikan. Erasmus, seorang Belanda, adalah biarawan Augustine yang dipengaruhi oleh Devotio Moderna.
Dia tidak menyukai hidup sebagai biarawan, dia malah menjadi editor
naskah-naskah. Dia beralih ke teologi, belajar bahasa Yunani, dan
kemudian menerbitkan edisi baru karya bapa-bapa gereja Latin dan
Yunani, dan juga pada tahun 1516, edisi baru Perjanian Baru dalam bahasa
Yunani. Peristiwa ini berpengaruh kuat pada cara orang Kristen
memahami imannya, karena naskah Perjanjian Baru ini memberikan
pengertian yang berbeda. Sebelumnya orang membaca Alkitab versi Vulgate
dalam bahasa Latin, yang diterjemahkan oleh Jerome pada abad ke-14.
Perjanjian Baru Erasmuslah yang merupakan Alkitab terpenting di tangan
kaum Reformis.
Pada tahun 1517 Martin Luther,
seorang biarawan Jerman, menentang Gereja Jerman, dan kemudian juga Sri
Paus, mengenai banyak penyalahgunaan yang berkembang di Gereja,
misalnya penjualan Indulgences (yaitu, “surat penghapusan dosa, atau surat jaminan pengurangan hukuman dalam api penyucian” – istilahnya adalah Purgatory)
Banyak penyalahgunaan yang terjadi di
Gereja didasarkan atas pikiran bahwa orang harus melakukan perbuatan
baik agar diselamatkan; tetapi apabila perbuatan baik itu tidak cukup,
jasa orang kudus dapat ditambahkan pada perbuatan baik tersebut.
Salah satu masalah yang paling penting
pada masa Reformasi adalah mengenai bagaimana orang mendapatkan
pembenaran Allah. Menurut Luther pesan Alkitab yang jelas adalah bahwa
pembenaran hanya terjadi karena iman.
Luther menerjemahkan Alkitab ke dalam
bahasa Jerman supaya orang Kristen Jerman bisa membaca Alkitab
dalam bahasanya sendiri ketimbang dalam bahasa Latin.
Lutheranisme
Pada tahun 395 Augustine menjadi Bishop
Hippo di Afrika Utara. Tulisan-tulisannya tentang gereja dan tentang
keselamatan menjadi penting sejak waktu itu. Pada tahun 1490 seorang
pencetak Swis mencetak edisi baru karya Augustine (diperlukan 16 tahun
untuk menyelesaikannya). Pemikiran baru yang terkandung dalam karya
Augustine ini telah mempengaruhi banyak orang dalam lingkup gereja;
salah satu di antaranya adalah Martin Luther.
Luther adalah biarawan dari ordo
religius Augustinian, dan dosen teologi pada Universitas Wittenberg.
Kuliahnya tentang kitab Mazmur dan Surat Rasul Paulus kepada jemaat di
Roma memberikan pengertian baru tentang pembenaran karena iman. Pada
tahun 1517 Luther memesang 95 Tesis pada pintu gereja di Wittenberg. Dia
mengundang orang lain untuk memperdebatkan masalah gereja yang
menurutnya harus diubah.
Protes Luther tidak hanya terbatas pada
penyalahgunaan yang terjadi dalam gereja. Ia juga terdorong oleh gagasan
besar bahwa seseorang dibenarkan oleh Allah melalui iman karena kasih
karunia Allah. Luther memperoleh gagasan ini dari Augustine dan dari
Alkitab.
Luther dikucilkan dari gereja oleh Sri
Paus. Banyak orang Jerman dan orang lain mengikuti ajaran Luther dan
gerakan reformasi kemudian meluas Eropa Utara.
Luther tidak melakukan reformasi dalam
semua hal di gereja lama. Dia tidak merasa khawatir tentang
patung-patung. Menurut Luther transubstantiasi adalah salah, tetapi dia
mempercayai kehadiran sesungguhnya dari Kristus secara rohani dalam
Perjamuan Kudus. Luther berpendapat bahwa para pendeta seharusnya
diperbolehkan menikah. Teologi yang dianut Luther tentang Gereja dan
Perjamuan Tuhan berbeda dari yang dianut oleh Calvin dan Zwingli.
Zwingli
Huldrych Zwingli membaca Perjanjian Baru
Erasmus dalam bahasa Yunani pada tahun 1516 dan pikirannya mulai
berubah. Dia melihat bahwa gereja pada jamannya berbeda daripada gereja
yang digambarkan dalam Perjanjian Baru. Zwingli menjadi pengkhotbah di
Zurich (di negeri Swis) pada tahun 1518.
Dua sumbangan utamanya kepada Reformasi adalah idenya tentang Perjamuan Tuhan dan ajarannya tentang Perjanjian.
Zwingli menyatakan bahwa roti dan
anggur di dalam Perjamuan Kudus adalah simbol-simbol yang dimaksudkan
untuk mengingatkan kita akan kematian Kristus.
Dia tidak setuju dengan pandangan
Luther. Namun, reformis lain misalnya Bullinger (yang mengikuti Zwingli
di Zurich), Calvin, dan Cranmer menyatakan teologinya secara berbeda
dari Zwingli.
Ide Zwingli tentang perjanjian
dikembangkan lebih lanjut oleh reformis lain. Ide perjanjian ini
membantu memberi teori untuk pembaptisan bayi, dasar untuk perilaku
moral, dan cara mengaitkan politik negeri dengan Alkitab. Idenya adalah
beberapa perjanjian, yang Allah buat dengan manusia, bersyarat
(undang-undang harus ditaati) dan beberapa tidak bersyarat (kasih
karunia Allah diberikan tanpa syarat). Perjanjian-perjanjian juga dibuat
dengan kelompok, misalnya negeri atau suku. Jadi, semua orang dalam
kelompok itu berada di bawah perjanjian. Mereka memperoleh keuntungan
dari perjanjian itu dan harus mentaatinya.
Calvin
Jean Calvin adalah orang Prancis yang
melarikan diri dari penganiayaan di Paris ke Basel, tempat dia pada
tahun 1536 menulis edisi pertama ”Institutes of the Christian Religion”.
Pada tahun yang sama dia pergi ke Jenewa dan diminta menjadi pengajar
di gereja. Calvin diminta meninggalkan Jenewa pada tahun 1538 dan dia
pergi ke Strassburg. Pada tahun 1541 dia diundang kembali ke Jenewa .
Selain karya “Institutes”nya, yang baru saja direvisi sebelum wafatnya
pada tahun 1559, Calvin juga terkenal untuk khotbah dan penjelasan
Alkitabnya. Di Jenewa Calvin berhasil menyusun struktur baru untuk
gereja. Dia menyatakan bahwa ada empat fungsi pelayan di Perjanjian
Baru: gembala (pastor), pengajar, penatua, dan diaken. Gembala dan
pengajar itu bersama-sama merupakan Kelompok Gembala. Penatua
bertanggung jawab untuk disiplin gereja. Struktur ini menjadi dasar
gereja reformis lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar