Menghadapi situasi ekonomi seperti ini Jokowi dan Jusuf Kalla hanya menyerah dengan keadaan global dan membuat perbandingan dengan negara-negara lain. Itu namanya mental tempe! Jika kita yang terserang, ya kita yang harus melawan. Entah seperti apa kekuatan kita, jangan dibanding-bandingkan dengan ketidakberdayaan orang lain. Dari pada hancur tanpa perlawanan, lebih baik melakukan perjuangan, dan jangan sekali-sekali meremehkan gagasan sesederhana apapun. Sebab jika ALLAH berkenan, sesederhana apapun perjuangan kita, sekalipun mungkin tak masuk akal, itu bisa membuahkan hasil yang dahsyat.
Lihat saja perjuangan bangsa kita yang dengan persenjataan ala kadarnya bisa mengalahkan penjajah yang bersenjata modern.
Kalau dalam ilmu kesehatan itu namanya sugesti, sedangkan dalam keimanan itu disebut: iman. Dan TUHAN sudah merumuskan: Jadilah menurut imanmu!
Sebelum ilmu kedokteran berkembang, nenek-moyang kita kalau menghadapi masalah perginya ke dukun. Dan cara dukun mengobati pasiennya itu mirip dengan cara TUHAN membuat keajaiban. Acaranya itu aneh-aneh dan gila. Contohnya: sakit kusta disuruh mandi di sungai Yordan 7 kali. Merobohkan tembok Yerikho hanya dengan terompet, orang buta diolesi air ludah yang dicampur tanah, dan banyak lagi lainnya.
Karena itu: "AYO KERJA!" Jangan bengong. Lakukan sesuatu.
Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang, engkau tak duduk di sampingku, kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
di tanah kering berbatuan
ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho
Tubuhku terguncang di hempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
gembala kecil menangis sedih ho ho ho ho
Kawan coba dengar apa jawabnya
ketika ia kutanya "Mengapa?"
Bapak ibunya telah lama mati
ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
kepada karang, kepada ombak, kepada matahari
tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho
ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho
Kawan coba dengar apa jawabnya
ketika ia ku tanya "Mengapa?"
Bapak ibunya telah lama mati
ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
kepada karang, kepada ombak, kepada matahari
tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho
ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar